Wahai saudara-saudari
Mari mengharubirukan
Mari melarikan diri
Dari rantai-rantai zaman
Mari kita duduk, kawan
Diatas Tahta daulat
Mari bangkit sekalian
Dari nafsu berangkat
Mari kita tak memilih
Habib kecuali Dia
Mari tak duduk disini
Dengan yang terhina
Wahai Allah, banjir kalbu hambamu
Memang sangat kubersyukur padaMU
Jangan sayu-rayu, kawan
Dari dunia fani itu
Tuangkanlah anggur riangan
Dalam cawan kalbu
Saya menjadi tawanan
Tawanan kemujuran
Tidak hanya pantangan
Bukan pertapaan
Kalau pergantian zaman
Datang dengan kekerasan
Dan dilihat kekasaran
Tak pernah kumelawan
Wahai Allah, banjir kalbu hambamu
Memang sangat kubersyukur padaMU
Kalbuku penuh gulali
Dan jadi sangat riang
Sudah talak tiga kali
Dunia itu, jadi girang
Mabuk berahi sejati
Tak bisa dijelaskan
Apa yang didalam hati
Tak bisa dibayangkan
Mari kita tak memilih
Habib kecuali Dia
Mari tak duduk disini
Dengan yang terhina
Wahai Allah, banjir kalbu hambamu,
Memang sangat kubersyukur padaMU.
Hati hambamu selalu melagu,
Dengan suaranya yang indah dan merdu.
Hati hambaMU menjadi penuh,
Dengan gula dan manisanMU
Friday, February 15, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment