Friday, February 15, 2008

Debu - 'Nyawa dan Cinta'

Nyawa dan cinta menjelma
Yakni kedua-duanya
Di zaman dulu bersama
Diciptakan oleh Allah

Dengan cara sangat khusus
Roh dan cinta dicampurkan
Dan cinta yang memang halus
Menghilang dalam campuran

Kekuatan campurannya
Menyatukan roh dan cinta
Entah cinta atau nyawa
Jadi zat atau sifatnya

Mungkin cinta jadi zatnya
Yaitu zat campurannya
Mungkin roh jadi sifatnya
Atau mungkin sebaliknya

Dengan cara sangat khusus
Roh dan cinta dicampurkan
Dan cinta yang memang halus
Menghilang dalam campuran

Natijah campuran itu
Cinta dan roh berbicara
Dan saling dengar begitu
Bersama dipelihara

Asal cinta api tapi
Angin itu asal nyawa
Angin menyalakan api
Maka membakar anginnya

Dengan cara sangat khusus
Roh dan cinta dicampurkan
Dan cinta yang memang halus
Menghilang dalam campuran

Entah ini, entah itu
Saya tidak tahu, kawan
Memang tidak tahu jitu
Adalah keajaiban

Dengan cara sangat khusus
Roh dan cinta dicampurkan
Dan cinta yang memang halus
Menghilang dalam campuran

Debu - 'Mazhab Cinta'

Cinta tak cuma sarana
Bukanlah pemainan saja
Adalah akhlak istana
Cinta sifat ragam Raja

Mazhab cinta paling aneh
Sultan dan hambanya sama
Kedua-duanya remeh
Dihapuskan oleh kama

Kalau kumenjadi abu
Di dalam api asmara
Dari daftar wujud itu
Hilangkanlah nama saya

'Muutu qabla an tamuutu'
Dalam api cinta mati
Itulah maksudnya jitu
Waktu bersabdanya Nabi

Sudah mati asyik tapi
Tetap hidup sang maksyuknya
Hidupnya memang sejati
Si asyik pinjam hidupnya

Debu - 'Mabuk, Mabuk'

HambaMU mabuk begitu
Tak mampu membedakannya
Di antara Adam itu
Dan Hawa pemajikannya

Mabuk, mabuk, wahai
Dalam lautan yang berombak
Di semudera keriangan
Tak masuk akal dan otak

Tak kutahu yang di atas
Atau yang di bawah juga
Lewat dunia yang terbatas
Hal yang ini tak terduga

Mana barat, mana timur?
Atau kidul dan utara?
Hal yang ini memang luhur
Tenggelam di laut asmara

Tak kubisa memampangkan
Hal yang memang tidak ada
Dalam dunia ini, kawan
Dengan ucapan dan kata

Debu - 'Lautan Hatiku'

Wahai kekasihku
Hatiku merindu
Memang merindu akanmu

Kayak perak yang murni
Bersinar waktu malam

Bayangan indah
Elok dan ayu
Bayangan wajah
Hati merindu

Membayang Ratu Malam
Atas lautan hatiku

Wahai kekasihku
Hatiku merindu
Memang merindu akanmu

Citra wajahmu
Dibayangkan begitu
Atas permukaan lautan hatiku

Tanpa tudung kulihatmu
Memang citra nurani

Wahai kekasihku
Hatiku merindu
Memang merindu akanmu
Memang merindu akanmu

Debu -'Kami Tak Keluar'

Kabar tersebar di kota
Bahwa musuh sudah lari
Dikalahkan musuh hina
Maka melarikan diri

Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu
Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu

Dalam tiap penjuru taman
Tanpa gaok-gaok gagak
Di tiap pojok perayaan
Tanpa serigala galak

Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu
Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu

Kami tak keluar, hai kawan
Dari sini, dari taman
Madu, madu, kemanisan
Sambil mahbub disaksikan

Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu
Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu
Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu
Allah, Allah, Allah, Allah, La ilaaha illaahu



*gagak: hawa nafsu
serigala: dunia

Debu - 'Insya Allah'

Semoga hati memuji Allah
Insya Allah, insya Allah

Semoga dijaga dari salah
Insya Allah, insya Allah

Semoga nur menerangi wajahmu
Insya Allah, insya Allah

Semoga cahaya masuk hatimu
Insya Allah, insya Allah

Semoga lidah ingat pada Allah
Insya Allah, insya Allah

Semoga hati merasa pesona
Insya Allah, insya Allah

Semoga menjadi sadar akalmu
Insya Allah, insya Allah

Semoga Allah melindungimu
Insya Allah, insya Allah

Subhanallah awni wa hasbi
Subhanallah awni wa hasbi
Subhanallah awni wa hasbi
La ilaha illaahu

Semoga tiap hari jadi hari raya
Insya Allah, insya Allah

Semoga kau berkorban bagi Allah
Insya Allah, insya Allah

Semoga kau berjalan pada pintuNYA
Insya Allah, insya Allah

Semoga kau tidak ingin selainNYA
Insya Allah, insya Allah

Semoga kalbu terbakar di cinta
Insya Allah, insya Allah

Semoga tindakanmu tak memalukanmu
Insya Allah, insya Allah

Semoga kau layak akan maafNYA
Insya Allah, insya Allah

Semoga kau masuk Jannat-FirdausNYA
Insya Allah, insya Allah

Subhanallah awni wa hasbi
Subhanallah awni wa hasbi
Subhanallah awni wa hasbi
La ilaha illaahu

Allah Taala menjanji rahmatNYA
Masyallah!, Masyallah!

Pandanglah di mana saja lihatnya
Masyallah!, Masyallah!

Jika diambil selangka padaNYA
Masyallah!, Masyallah!

Allah mengambil sepuluh padamu
Masyallah!, Masyallah!

Tidak terbatas lautan cinta Allah
Masyallah!, Masyallah!

Tak pernah terhitung anugerahNYA
Masyallah!, Masyallah!

Siapapun cari Allah mendapatNYA
Masyallah!, Masyallah!

Maka tetap di dalam taman raya
Masyallah!, Masyallah!

Subhanallah awni wa hasbi
Subhanallah awni wa hasbi
Subhanallah awni wa hasbi
La ilaha illaahu

Debu - 'Hentakkanlah Kaki Jangan Duduk'

Jangan duduk berdirilah
Hentakkanlah kaki,kawan
Juga tangan bertepuklah
Debu terbang jadi awan.

Lagu dari hati,lagu
Tidak dari mulut saja
Yang begitu sangat ayu
Dengarlah,wahai remaja

Lagu dari hati,lagu
Tidak dari mulut saja
Yang begitu sangat ayu
Dengarlah,wahai remaja

Harus lagulah bersama
Kedodoran sangat malu
Kalau sedang lagu nama
Yakni nama kekasihmu

Jangan lambatkan irama
Lanjutkanlah bersemangat
Walaupun berlama-lama
Semangat adalah syarat

Jangan lambatkan irama
Lanjutkanlah bersemangat
Walaupun berlama-lama
Semangat adalah syarat

Berdirilah jangan duduk
Karena ini Hari Raya
Harus menerbangkan serbuk
Tinggalkan dunia dan maya

Debu- 'Harta Dalam Puing'

HartaNYA disembunyikan
Di dalam puing yang ini
Carilah, wahai pahlawan
Dalam puing yang di sini

Awal mesti disadari
Apa-apa puing itu
Maka mulai cari-cari
Harta Karun yang di situ

Tubuh-tubuh dari debu
Yang memang tidak berharga
Debu bukan harta itu
Tapi di dalamnya harta

Hartanya memang tertimbun
Jangan-jangan diboroskan
Di dalam puing di gurun
Cari-cari mendapatkan

Jikalau terdapat harta
Bisa dibangunkan lagi
Istana yang runtuh saja
Baru dan indah menjadi

Tapi awal cari-cari
Jangan malas, jangan lalai
Cari-cari intisari
Di dalam hatimu damai

Puing menjadi istana
Dulu tak berharga tapi
Setelah terdapat harta
Menjadi keraton rapi

Debu - 'Don't Turn Back: Along The Rugged Coastline'

Along the rugged coastline my eyes they were fixed
As the tide rolled in, I tell you, my feelings they were mixed
The sea stretched out before me with fathoms of blue
Of the journey that awaited it offered not a clue

My body trembled so, and my resolution failed
My palms were cold and wet, and my lips began to pale
Should I really make this journey, or stay here on the coast?
I considered once again what it was that I wanted most

I lifted my hand above my brow and looked out once again
Scanning the horizon, I tried to see the end
I stood there in the cold wind, it was so very stark
And I pondered deeply this journey on which I would embark

/Ref
Don't Turn Back, Don't Turn Back, Don't Turn Back

I dropped my hands down to my sides and stood there by the water
Thoughts raced through my head of the things I owned, and all my sons and daughters
This journey I must make alone, I must leave them all behind
And in the end I wasn't even sure what it was that I would find

What I needed was a ship to take me across the waves
I also needed courage but I knew that I wasn't brave
My determination seemed so weak as I stood there all alone
But I knew this land that I was in was surely not my home

Something from deep within me, what it was I couldn't say
Assured me that my real home across the ocean it did lay
I knew that I did not belong here, of this I was very sure
Yet I was not certain I wanted to leave as I stood there on the shore

/Ref
Don't Turn Back, Don't Turn Back, Don't Turn Back

This indecision haunted me, but my time was running out
The sea was full of whirlpools and my head was full of doubt
If I found a ship to take me who was there that could sail it?
I didn't know if I'd get another chance, and I didn't want to fail it

A ship is what I needed, for the journey was so long
A worthy ship with sails and mainmast that were very strong
And a captain who himself knew the way and could take me on this trip
Who knew his way through the reefs and whirlpools, and how to guide this ship

Break

As I stood there contemplating, for I'd decided that I'd go
I decided in an instant, but it seems so long ago
There I stood wondering what to do with my feet upon the shore
A man approached and looked at me, he said his name was Noah

He said, 'I've got this ship and I think it's just what you need
And I've made this trip before, so I can make it with some speed
I've seen the people there that inhabit that domain
And I can tell from your features that you are just the same

So I boarded the ship with him and the journey has begun
Some days the storms do rage, and some days there is sun
But he really knows this ship and he really knows the sea
And in the middle of the tempest, I feel tranquility

Break: Don't turn back

The journey still continues but that distant shore is near
When there is a captain like Noah, there's very little fear
The fear there is it comes from me, it never comes from him
He tells me this ship will never sink, and he says it with a grin

Debu - 'Di Dalam Taman Kekasih'

Di dalam taman ini dengan kekasihku
Tak pernah keluar dari kedekatannya
Semoga terbuka tudung, wahai cendra mata
Tutup pintu kami di sini terpencil saja

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

Semoga diangkat sekarang cawan itu
Cawan keriangan dan suka hati saya
Ayuhai pemain-pemain serta rebanamu
Mari kita menyanyi selagu mengharukan!

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

Wahai saki, wahai adirupa!
Bawalah anggur harum itu sekarang ini!
Supaya kami semua bisa meminumnya
Kemudian dapat datang waktu sang tidurnya

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

Hoi! Tidur itu memang sangat dalam-dalam
Di bawah sayang-sayang jagaan kekal qadim*
Baik minuman ini tak melewati tenggorokan
Maupun tidur ini tak bersumber pada malam

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

Hari ini kami menjadi
Sahabat dekat asmara di antara rakyat!

S'karang biarkan hamba tetap berdiam-diam,
Dan tak kumenyatakan segala sesuatu,
Lewat kata-kata engkau tak pernah dikenal,
Karena engkaulah, dari kata lebih nyata.

Sebagai akibat kata jadi pemikiran,
Dan engkau jauh s'kali daripada khayalan
Jadi biarkan hambamu tetap berdiam-diam,
Biarkan saya menikmati cendera mataku.



*qadim: yg abadi

Debu - 'Dendang Sufi'

Hai marilah berzikir Allah, Allah
Dan melaksanakan janji setia
Senantiasa berzikir namanya
Segala sesuatu daripadanya

Kalau lihat Allah di mana-mana
Membuangkan hawa nafsu sederhana
Maka tidak terlihat selain Allah
Hilang tipu daya dari hatinya

Manusia tercipta sebagai hamba
Yang ditahan dalam penjara dunia
Dalam kegelapan dapat ilmunya
Maka dari Hak tak pernah terpisah

Di dalam dunia cari Singa Allah
Kalau di sini tidak mendapatnya
Memang akan jadi bosan di sana
Harus ikut jalan yang bijaksana

Tanpa mursyid tak sampai tujuannya
Tanpa berkahnya tak kenal Tuhannya
Tanpa mursyid bergaul dengan setannya
Dan menyangka dia memang temannya

Datanglah, hai sufi, marilah pulang
Kesempatan inilah sangat jarang
Marilah kita bergandengan tangan
Dan berjalan bersama atas jalan

Debu - 'Dari Timur Terbit Cahaya'

Dari timur terbit cahaya
Yang menyebar atas bumi
Memenuhi jagat raya
Dengan nur yang mengagumi)

Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah
Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah
Hu Allah.

Nur itu memang berkilat
Menyilaukan mata saya
Sinar-sinarnya merambat
Kayak api bercahaya

Kumemandang pandanganya
Yang mengharukan hatiku
Mengingatkan pada wajah
Wajah cahaya mataku

Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah
Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah,
Hu Allah.

Tapi caya matahari
Tak bisa dibandingkannya
Dengan cahaya lestari
Itulah jelas dan nyata

Memang terang bulan sabit
Yang lewat jalan angkasa
Kalau matahari terbit
Caya bulan tak perkasa

Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah
Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah, Hu Allah
Hu Allah.

Debu - 'Cinta Saja'

CintaMU dalam hatiku
Memenuhinya begitu

CintaMU dalam hatiku
Memenuhinya begitu
Jadi segala sesuatu
Yang kumelihat di situ

CintaMU dalam hatiku
Memenuhinya begitu

Kayak sinar matahari
Atas permukaan hati
Cinta itu meliputi
Hatiku sama sekali

CintaMU dalam hatiku
Memenuhinya begitu

Dalam hati tetap malam
Kacau-balau tanpa salam
Hati muram suram guram
Gelap buta penuh waham

Terbit sinar surya terang
Maka tudung waham hilang
Tidak terlihat sekarang
Selain cahaya merelang

CintaMU dalam hatiku
Memenuhinya begitu

Debu - 'Biduan IstanaNYA'

Kalau seseorang tanya
Tentang hamba rendah ini
Saya hanya biduanNYA
Dalam istanaNYA kini

Hanya biduan istanaNYA
Yakni biduan Maharaja
Yang melagu laguanNYA
Tentang asmaraNYA saja

Rinduan dan cinta saja
Memenuhi hati hamba
Hati takhta Maharaja
Maka akanNYA kudamba

Jikalau masuk dalamnya
Dan kau menjadi sahaya
Yakni dalam istanaNYA
Akan lihat jagat raya

Rahasia yang mengherankan
Yang batin menjadi lahir
Tak kubisa menjelaskan
Lidah tak begitu mahir

Hamba masuk dalam hati
Dan melihat singgasana
Maka hidup sambil mati
Bodoh jadi bijaksana

Itulah teka-tekiNYA
Tapi sangat sederhana
Masuk dalam istanaNYA
Dan melagu laguanNYA

Debu - 'Badan dan Hati'

Badanmu sebagian dunia
Tetapi hati dari Akhirah

Kawan badan, adalah udara
Dan kawan hati, adalah Allah

Hati heran di dalam dunia
Senantiasa terlara-lara*

Seluruh dunia dan angkasa
Tak bisa terisi dukaannya

Dan jikalau kau suka jiwa
Jikalau muncul rahmat Allah
Sebab rinduan dan cinta
Akan diselamatkanNYA

Dan jikalau kecintaanmu
Adalah untuk udara dan tubuh
Akan tetap di dalam abu
Dalam si dunia dan alam rindu

Jikalau muncul perhasilanNYA
Maka memberikan ilhamnya

Hai..!
Alam lahir adalah tanda
Yang menunjukkan padaNYA
Yang ini adalah gumpalan tanah
Tapi yang itu, lautan raya

Bila muncul sinar matahari
Maka menghilangkan Bimasakti

Biarku berdiam sekarang ini!
Kesunyian adalah kunci



*terlara-lara: menangis dengan sangat

Debu - 'Ayolah Jiwa Yang Tenang'

Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Rasul bersabda begitu
Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Akhir utusan Tuhan

Ayolah jiwa yang tenang
Kembali kepada Tuhan
Tanah air sejati terang

Kau senang dan menyenangkan

Di luar dunia dan maya
Tanah airmu sejati
Di dalam alam cahaya
Di situ tak pernah mati

Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Rasul bersabda begitu
Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Akhir utusan Tuhan

Tanah airmu tak ada
Di dalam dunia yang ini
Padepokanmu di sana
Dan tak terletak di sini

Jiwa jauh dari asalnya
Yakni tanah air itu
Selalu rindu padanya
Mencintainya begitu

Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Rasul bersabda begitu
Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Akhir utusan Tuhan

Hai nafsul muthmaainnah
Kembali kepada Tuhan
Kepada alam cahaya
Hubbulwathan minal iiman

Tak diucapkan begitu
“Kembali kepada Tuhan”
Kalau tak di sana dulu
Dengarlah, wahai pahlawan

Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Rasul bersabda begitu
Yang akhir utusan Tuhan

Hai nafsul muthmaainnah
Kembali kepada Tuhan
Kepada alam cahaya
Marilah wahai pahlawan

Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Rasul bersabda begitu
Cintamu pada asalmu
Sebagian dari iman
Akhir utusan Tuhan

Debu - 'Asyik Nama Allah'

Saya asyik nama Allah
Tak pernah menjadi kenyang
Daripada lezataNYA
Dan selalu hamba senang

S'karang ini, wahai kawan
Kumenikmati rasanya
Sudah hamba masuk medan
Medan kemanisan nama

Ya Hayy, bantulah, bantulah!

"Allah, Allah" senantiasa
Kuberzikir nama Tuhan
Hal yang ini luar biasa
Dalam surga sebuah taman

Nama Allah membersihkan
Hati yang penuh berhala
Nama Allah mengaribkan
Hati menjadi nirmala

Ya Hayy, bantulah, bantulah!

Berzikir sepanjang hari
Allah, Allah, Allah, Allah
Kita datang dan kembali
Allah, Allah, Allah, Allah

Ya Hayy, bantulah, bantulah!

Allah salli ‘ala Ahmad
Nabi dan Rasulullahi
Allah, Wahid, Ahad, Shamad,
Baqi, Abadi, Lestari

Wa shalli ‘ala Aalihi
Yaitu Keluarganya
Dan juga ‘ala Sahbihi
Yang memiliki akhlaknya

Ya Hayy, bantulah, bantulah!

Debu - 'Astaghfirullah'

Astaghfirullaha Rabbi
Min kulli dzanbin wa khatak

Ya Ghafar!
Astagfirullaha Rabbi
Min kulli dzanbin wa khatak
Biarlah hamba menakrabi
WajahMu yang bersemarak

Astagfirullah
Biarlah kumendekatiMu
Dan tanpa halangan yang lain

Ya Ghafar!
Biarlah kumendekatiMu
Dan tanpa halangan yang lain

Menjadi saksi mataMu
Jangan tetap belakang kain

Astagfirullah
Maka bersihkanlah kalbu
Izinkanlah aku lihat

Biarlah kulihat wajahMu
Lihat cayanya berkilat

Astaghfirullaha Rabbi
Min kulli dzanbin wa khatak

Debu - 'Angin Sepoi-Sepoi'

Bawalah keharumannya
Atas punggung samirana*
Biarkan datang kayak kuda
Dengan pengendara

Angin sepoi-sepoi pagi
Pesuruh dinihari
Bawalah keharumannya
Hatiku menari

Kalau bawa untuk saya
Seikal rambutnya
Kumenukar jagat raya
Serta jiwa saya

Bawalah keharumannya
Atas punggung samirana
Biarkan datang kayak kuda
Dengan pengendara

Kalau tak boleh kaumasuk
Dan mendekatinya
Tinggalkanlah pesan rindu
Dekat gapuranya

Kalau bisa kaumendapat
Dari pintu gerbangnya
Bawa debu yang berkilat
Bagai celak mata

Bawalah keharumannya
Atas punggung samirana
Biarkan datang kayak kuda
Dengan pengendara


(*samirana: angin sepoi-sepoi)

Debu - 'Ampunilah Saya'

Ya Allah!
Ampunilah Dosa-dosaku
Yang Kau mengetahuinya
Lebih baik dariku

Ya Rabbi!
Kalau kuberbuat
Dosa dan daga-dagi
Biarlah ampunanMU
Menutupinya lagi

Ya Rabbi!
Ampunilah
Dosa yang dibuat
Oleh mataku
Ampunilah hambaMU!

Ampunilah kata-kataku
Yang keji dan buruk
Dan ampunilah ketidakmampuanku
Menahan nafsuku

CintaanMU kepada
Mereka yang Kau suka
Memang adalah lebih daripada
Cinta yang dalam dunia

Kau Sendiri bantuan mereka
Yang tawakal padaMU
Dengarlah kepadaku
Wahai Tuhanku!

Berikanlah petunjuk padaku
Agar kumeminta
DariMU apa yang menguntungkan
HambaMU selalu

Ya Allah, adiliku
Di dalam urusanku
Berdasarkan keampunanMU
Tak keadilanMU

Debu - 'Allah, Hati MemanggilMu'

Hamba ini tetap heran
Meminta-minta rahmatMU
Dalam dunia diasingkan
Allah, hati memanggilMU!

Ada yang ingin pahala
Hamba tak ingin selainMU
Itu adalah berhala
Allah, hati memanggilMU!

Memang tak kuingin surga
Walaupun adalah ayu
Kudamba hanya Shahibnya
Allah, hati memanggilMU!

Tanpa wajahMu di surga
Jadi muka hauri kuyu
Dari wajahMu cahaya
Allah, hati memanggilMU!

HambaMU ini termala
Hatiku menjadi mutu
Aku mangsa serigala
Allah, hati memanggilMU!

Cintaan hambaMU lemah
Kumengadu kepadaMU
Aku selalu terlecah
Allah, hati memanggilMU!

Hamba ini tetap heran
Meminta-minta rahmatMU
Dalam dunia diasingkan
Allah, hati memanggilMU!

Hamba ini tetap heran
Meminta-minta rahmatMU
Dalam dunia diasingkan
Allah, hati memanggilMU!
Allah, hati memanggilMU!

Debu - 'Agama Nabi Allah'

Jikalau agama saya
Tidak memenuhi qalbu
Dengan gula dan cahaya
Tidak mau agama itu

Jikalau hatiku kecewa
Dan tetap gelap gulita
Apa gunanya agama
Itulah nama belaka

Agamamu dikurangi
Kalau hati tak melagu
Dan kau tetap dicurangi
Kalau hidupmu begitu

Seharusnya agamamu
Menjadi seperti kunci
Kunci yang membuka pintu
Maka hati dipenuhi

Dipenuhi hati itu
Dengan cahaya dan gula
Jikalau tidak begitu
Agamamu tak sempurna

Islam bukan nama saja
Adalah agama suci
Lengkap dan memang sempurna
Kalau datang dari Nabi

Langsung dari Nabi Allah
Tidak dari hawa nafsu
Nafsu yang gelap gulita
Tidak menerangi kalbu

Debu - 'Mushthafa 'Ainul Waraa'' مُصْطفى عَينُ الورى

يا عَاشِقاً سَلِّمْ وَقُلْ تَكْرِيْمــاً
ْ

ْلِلْمُصْطَفى عَيْنِ الْوَرى تَسْلِيمـاً

يا راغِباًً جاهِدْ وَقُلْ تَعْظِيــماً
ْ

لِلمُصْطَفى شَمْسِ الضُّحى تَسْلِيماً

يا وَالِهـاً أشْكُرْ وَقُلْ تَطْرِيبـاً
ْ

لِلمُصْطَفى بَدْرِ الدُّجى تَسْلِيمــاً

يا عَالِماً عَلِّمْ وَقُـلْ تَرْحِيْبــاً
ْ

لِلْمُصْطَفى كَنْزِ الْهُدى تَسْليــماً

يا عَارِفاً سَبِّحْ وقُـلْ تَجْلِيْـلاً
ْ

لِلْمُصْطَفى أَهْلِ السَّنىَ تَسْلِيمــاً

يا غارقـاً أذْكُرْ وَقُلْ تَفْضِيْـلاً
ْ

لِلْمُصْطَفى أَهْلِ التُّقى تَسْلِيمــاً

يا سَائلاً أَبْشِرْ وَقُلْ تَمْجِيــداً
ْ

لِلْمُصْطَفى نِعْمِ الذَّرىَ تَسْليمــاً

يا صَادِقاً صَدِّقْ وَقُلْ تَصْدِيقـاً
ْ

لِلْمُصْطَفى نُورِ الثَّرى تَسْلِيمــاً

يا داعِياً أَمِّلْ وَقُلْ تَبْجِيـــلاً
ْ

لِلْمُصْطَفى نَسْمِ الصَّبا تَسْلِيمــاً

يا زَاهِداً جَرِّدْ وَقُلْ تَجْرِيــداً
ْ

لِلْمُصْطَفى نِعْمِ الشّذى تَسْـليمـاً

يا سـالِكاً أسْلُكْ وَقُلْ تَبْتِيـلاً
ْ

لِلْمُصْطَفى عَيْنِ الرِّضى تَسْلِيمـاً

يا مُسْلِماً بَلِّغْ وَقُلْ تَوقِيْـــراً
ْ

لِلْمُصْطَفى قَصْدِ النَّوى تَسْلِيمــاً

يا مُؤْمِناً أَخْلِصْ وَقُلْ تأْكِيْــداً
ْ

لِلْمُصْطَفى أَهْلِ السُّرى تَسْليمـاً

يا مَنْ وُصِفْتُمْ بالنجَابَةِ وَالتُّقــى
ْ

صلُّوا عَلَيهِ وَســـلِّموا تَسْليْماً

Debu - 'Tobat Berkali-kali'

Jangan putus asa,kawan
Pada tobat ini kembali
Kalau langgar penyesalan
Walaupun serbu kali

Jikalau kamu bertobat
Tapi selalu tergoda
Dan kau dhaif tidak kaut
Tobat lagi, hai pendosa

Tobat diterima Tuhan
Kembali lagi kembali
Sampai tobatmu bertahan
Tobatlah berkali-kali

Allah memang Maha esa
Tobatlah di mana-mana
Minta-minta tobat lagi
Yakni tobat yang perkasa

Tobatlah sebelum mati
Kembali lagi kembali
Rasa tobat dalam hati
Bagai madu dan gulali

Memang muslim sepantasnya
Merasa beruntung saja
Tak merasa putus-asa
Walau miskin atau raja

Itulah anugerahnya
Yakni tobat dan istighfar
Pada umatnya Musthafa
Tuhanmu Jawab dan ghaffar

Debu - 'Tawanan Kegembiraan'

Wahai saudara-saudari
Mari mengharubirukan
Mari melarikan diri
Dari rantai-rantai zaman

Mari kita duduk, kawan
Diatas Tahta daulat
Mari bangkit sekalian
Dari nafsu berangkat

Mari kita tak memilih
Habib kecuali Dia
Mari tak duduk disini
Dengan yang terhina

Wahai Allah, banjir kalbu hambamu
Memang sangat kubersyukur padaMU

Jangan sayu-rayu, kawan
Dari dunia fani itu
Tuangkanlah anggur riangan
Dalam cawan kalbu

Saya menjadi tawanan
Tawanan kemujuran
Tidak hanya pantangan
Bukan pertapaan

Kalau pergantian zaman
Datang dengan kekerasan
Dan dilihat kekasaran
Tak pernah kumelawan

Wahai Allah, banjir kalbu hambamu
Memang sangat kubersyukur padaMU

Kalbuku penuh gulali
Dan jadi sangat riang
Sudah talak tiga kali
Dunia itu, jadi girang

Mabuk berahi sejati
Tak bisa dijelaskan
Apa yang didalam hati
Tak bisa dibayangkan

Mari kita tak memilih
Habib kecuali Dia
Mari tak duduk disini
Dengan yang terhina

Wahai Allah, banjir kalbu hambamu,
Memang sangat kubersyukur padaMU.
Hati hambamu selalu melagu,
Dengan suaranya yang indah dan merdu.
Hati hambaMU menjadi penuh,
Dengan gula dan manisanMU

Debu - 'Makin Mabuk'

Ucapkanlah Bersama
La ilaaha illallaah!

Wahai Muslim, Wahai Hindu
Mari ucapkan bersama
La ilaaha illallaah!
Bersama, satu irama!

Pengikut Budha dan Yesus
Mari kita mengucapkan
La ilaaha illallaahu
Mari masuk dalam taman

Marilah makan sajian
Dengan ucapan yang itu
Hai! Tinggalkanlah makian
La ilaaha illallaah!

La ilaaha illallaah!
La ilaaha illallaah!
La ilaaha illallaah!

Mari kita jadi satu
Zikir Allah, kiri-kanan
La ilaha illallahu
Ucapannya menyegarkan

La ilaaha illallaah!
Adalah lautan asmara
Ahmad adalah perahu
Berlayarlah diatasnya

Mari kita jadi satu
Zikir Allah, kiri-kanan
La ilaaha illallaah!
Kayak sufi, wahai kawan
Mari kini ucapkanlah
La ilaaha illallaah!
Debat-debat biarkanlah
Ucapkan yang ini dulu!

Debu - 'Satu Lagu Lagi'

Lagu satu lagu lagi!
Tentang kekasih sejati
Tuangkan anggur, hai habibi!
Penuhilah cangkir hati!

Berlagulah, berebana
Nantiasa hati teguh
Lihatlah bulan purnama
Mari sampai waktu subuh!

Mainkan gambus dan berlagu
Kekasihmu sudah datang
Mengapa kau sayu rayu
Lihatlah wajahNYA riang

Ratu malam jalan-jalan
Lewat langit pelan-pelan
Mengapa berhampa tangan?
Ambillah cangkir, hai kawan!

Cinta tampak mudah tapi
Ah! jadi berjalin-jalin
Ya Rabana remas api!
Tuangkan anggur rahmat, amin

Anggur itu dari Tuhan
Cinta suci, rahmat murni
Hakk hakiki yang dituangkan
Di penjara dunia fani

Rahmat itu jadi lahir
Dengan Ahmad, wahai teman
Datang atas angin takdir
Yang bertiup dari Taman

Lagu satu lagu lagi!
Tentang kekasih hakiki
Tuangkan anggur, hai habibi!
Penuhilah cangkir hati!

Debu - 'Shallallahu'

Shallallaahu, Shallallaahu

Shallallah 'ala Muhammad
Shallallah 'ala Muhammad
Salawat yang di lanjutkan
Senantiasa atas Ahmad
Yang lentera kegelapan

/ref
Sallallahu,Sallallahu
Ala Ahmad, Nur ul-Huda
Sallallahu,Sallallahu
Ala Ahmad MUstafa

Ahmad itu penjelmaan
Cinta Ilahi dan nikmat
Cahayanya dari Tuhan
Mari kita bersalawat

Salawat dengan tiap nafas
Sejumlah tiap butir pasir
Moga-moga, tak terbatas
Salawat membuka tabir

/ref
Salawat adalah caya
Dan jikalau dikirimkan
Jadi caya atas caya
Campurannya mengharukan

Salawat adalah surya
Tapi tak pernah terbenam
Bagai matahari dunia
Hilang dan menjadi suram

Salawat atas Muhammad
Yang diutus demi cinta
Sallallahu ala Ahmad
Berkahnya kita meminta

Debu - 'Shalawat Buat Ahmad'

Ya Allah shalli 'ala Ahmad
Yakni Muhammad Musthafa
Ya Wahid, Ahad dan Samad
Shalli 'alaa Rasul Allah

Shalli 'alaihi wa sallim
Nabi dan Rasul hidayah
Nabi Allah, Maha Karim
Intisarinya cahaya.

Shalawat atas Muhammad
Dan atas keturunannya
Salli 'alaihim, Ya Ahad
Rasul dan keluarganya

Kirimkanlah shalawatMU
Kayak yang sudah dikirim
Yang dikirim zaman dulu
Pada nabiMU Ibrahim

Shalawat yang tanpa batas
Pada Muhammad Musthafa
Kayak yang dikirim atas
Ibrahim dan turunannya

Biarkan shalawat yang ini
Menjadi di dalam sorga
Nur dan cahaya yang murni
Seperti seribu surya

Matahari dalam dunia
Terbenam senantiasa
Tetapi seribu surya
Yang itu luar biasa

S'ribu matahari ini
Yang datang dari salawat
Tetap cemerlang begini
Dalam dunia dan akhirat

Debu - 'Pesta Asyik'

Sudah datang kekasihmu
Kenapa duduk di sini
Mengapa tetap begitu
Masuk kalau bijaksana

Sudah mulai pesta, kawan
Dan anggur sudah dituangkan
Mengapa tetap melawan?
Pintu terbuka, silahkan

Undanganmu sudah ada
Kamu buta huruf, kasihan
Maka tak bisa bacanya
Sambil hilang kesempatan

Kesempatan bagai awan
Kalau lewat tak kembali
Berdirilah, wahai kawan!
Kesempatan satu kali

Tinggalkanlah pikiranmu
Dan alam khayalan juga
Harus masuk dalam pintu
Harus meninggalkan dunia

Itulah memang begitu
Bigitulah ceritanya
Jangan boroskanlah waktu
Berdiri masuk pestanya